Anda tentu pernah mendengar istilah roster? Ya, roster atau kerawangan adalah elemen arsitektur yang berfungsi sebagai ventilasi atau lubang udara. Dikatakan sebagai lubang angin sebab bentuknya yang berlubang mampu mengalirkan udara dari luar ke dalam, sehingga rumah terasa lebih sejuk dan ‘bernafas’.
Sebagai negara beriklim tropis yang cenderung diliputi udara panas, di Indonesia roster sudah digunakan sejak dulu kala. Biasanya posisinya terletak di atas jendela atau pintu. Bentuknya pun bermacam-macam, seperti kotak, bulat, persegi enam, bentuk bunga dan masih banyak lagi. Sementara bahan bakunya ada yang terbuat dari tanah liat yang dibakar atau terakota, keramik berglazur, kayu, beton, glassfibre reinforced cement(GRC), logam besi hingga batu alam yang dipahat.
Seiring dengan perkembangan desain dan teknologi, fungsi roster pun tak hanya sekedar menjadi lubang angin saja. Fungsinya mulai berkembang menjadi elemen penghias wajah bangunan (fasad), baik berupa dinding pembatas, secondary skin maupun pagar.
Selain berguna mengalirkan udara ke dalam, aplikasi roster pada fasad juga berguna mereduksi sinar matahari, menciptakan bayangan (sun shade) yang pada akhirnya menjadi aksen menarik pada bangunan. Kehadiran roster juga memungkinkan pemilik rumah untuk mendapatkan view ke arah luar tanpa mengurangi privasi.
Roster umumnya berukuran 20cm x 20cm. Pemasangannya biasanya dibuat bertumpuk atau selang seling dengan tambahan semen sebagai perekat. Konstruksinya biasanya tidak menggunakan tiang atau balok, melainkan hanya bertumpu pada sloof yang mengikat pondasi di dalam tanah.


Sloof inilah yang kemudian bertanggung jawab menerima dan menyalurkan beban roster ke pondasi. Untuk memastikan kekuatannya, pelat besi setebal 4mm disekrup pada bagian atas roster, sehingga dinding roster tidak mudah ambruk saat tersenggol beban berat.

Sumber : asri